Sebuah perkampungan yang berada di pinggir sungai ini menjadi sebuah tanda selamat datang akibat lokasinya yang berada tepat dibawah jembatan layang yang menjadi gerbang bagi Kota Bandung. Kepadatan tinggi dengan variasi kelas komunitas sosial menjadikan kawasan ini begitu rentan dengan jalinan permasalahan rumit yang sulit untuk diuraikan. Mungkinkah ada suatu cara untuk memberikan celah bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik? Kasus kawasan yang berada di pinggir sungai Cikapundung ini menjadi salah satu proyek yang dikerjakan oleh Pusat Studi Urban Desain (PSUD) pada tahun 2008. Untuk proyek ini dipresentasikan di International Conference Urban Biodoversity di Erfurt, Germany, Mei 2008 ( http://www.fh-erfurt.de/urbio/httpdocs/content/Thursday06.php)
Sungai ini juga yang menjadi kasus untuk thesisku, walau pada lokasi yang berbeda. Inti permasalahannya sama, bagaimana meningkatkan kualitas lingkungan pada perumahan di sepanjang sungai tersebut. Pada kasus proyek PSUD, strategi menitik beratkan pada penyelesaian elemen-elemen urban (antara lain sirkulasi, sistem utilitas dan sebagainya). Pada kasus thesisku, pendekatannya ditekankan pada fungsi sungai secara ekologis. Sungai sebagai natural element dikembalikan fungsinya kepada sumber air yang seharusnya dapat digunakan untuk masyarakat yang berada disekitarnya. Siklus hidrologi itu yang menjadi pembatas dan pembentuk tipologi serta kepadatan kawasan perumahan yang berada di sepanjang sungai. Bagaimanapun perubahan harus dilakukan, dengan menekan dampak sosial yang ditimbulkan seminim mungkin.