Friday, April 23, 2010

No more plastic bag, please .....

Berapa lembar kantong plastic kita gunakan dalam satu hari? Ternyata budaya berbelanja kita sangat mendorong kita untuk menggunakan kantong plastic lebih daripada yang diperlukan. Ketika kita berbelanja di supermarket, setiap benda yang kita beli, jika berbeda kategori (basah atau kering) pasti akan ditempatkan pada kantong plastik yang berbeda. Seberapa pentingnyakah pembedaan kantong plastic tersebut sebenarnya? Apakah benar, antara barang basah dan kering harus dipisahkan karena dikhawatirkan akan terjadi percampuran isi dari kedua benda tersebut? Saya sangat meragukan argumentasi yang selalu dijabarkan setiap kali saya mengajukan keberatan saya atas begitu banyaknya kantong plastic yang harus saya bawa setiap kali saya berbelanja.

Ketika mendapat kesempatan tinggal di Jerman, sikap terhadap adanya kantong plastic begitu berbeda. Setiap kali saya berbelanja ke supermarket, pertama kali yang saya lihat adalah mayoritas dari pembeli membawa kantong belanjaan mereka sendiri yang terbuat dari kain atau bahan lainnya yang lebih tahan lama (yang tentunya barang-barang yang mereka beli pada akhirnya akan bercampur).Jika terpaksa harus menggunakan kantong plastik, karena jumlah barang belanjaan yang diluar perkiraan, kita harus membayar kantong plastik yang kita gunakan seharga kurang lebih 50 sen (kira-kira 7500 rupiah) perkantong plastik. Walaupun terlihat tidak seberapa nilai yang harus ditukar, tetapi kesadaran untuk tidak menggunakan kantong plastic sudah jauh lebih tinggi dibandingkan harus membelinya. Seharusnya kita mulai memberlakukan larangan untuk menggunakan plastic di supermarket dan membudayakan rasa malu atau bahkan marah kalau kasir menawarkan plastik. Untuk hal ini saya berusaha menerapkannya didalam keseharian dan mulai membekali pembantu saya sebuah tas besar yang kuat dan kokoh untuk keperluannya berbelanja.

Selainitu, harga-harga yang relative mahal di Jerman, menjadi kendali untuk masyarakat agar mempertimbangkan setiap barang yang akan mereka beli. Mereka cenderung membeli barang yang harganya relative tinggi tetapi dengan kualitas yang sangat baik, dibanding dengan membeli beberapa barang dengan harga rendah tetapi membutuhkan waktu yang relative singkat untuk menggantinya dengan yang baru. Bisa jadi pertimbangan tersebut membuat jumlah sampah akan semakin jauh berkurang. Ketika anak saya menangis, dengan cepat dan pragmatis saya akan membeli mainan plastik made in china dengan harga 7500, yang dalam waktu yang sangat singkat akan cepat sekali rusak. Akibatnya, mainan plastic yang sudah tidak dapat dipakai menumpuk dirumah.

Terkadang saya berfikir, meninggikan beberapa harga barang adalah tindakan bijaksana sehingga kita akan terbiasa berfikir masak-masak sebelum membeli sesuatu.

Satu lagi yang menurut saya berbeda adalah begitu banyaknya makanan-makanan ringan (terutama untuk anak-anak) di supermarket yang bisa menghabiskan satu bagian tersendiri di supermarket. Kalau pagi hari saya menemani anak saya sarapan (sambil nonton tv), coba hitung berapa iklan yang ‘mengganggu’ acara kartun yang ditayangkan, yang sebagian besar adalah iklan makanan ringan (yang sangat tidak berguna)!. Pengetahuan anak saya menjadi terganggu dengan adanya pengetahuan mengenai jenis-jenis makanan ringan yang bentuk iklannya pun sangat tidak mendidik.

3 comments:

Anonymous said...

hemm,,
dibilang boros menggunakan plastik, pasti 'ya untuk saat ini', sebab bukan hanya fasilitas tambahan dari warung-warung, minimarket, supermarket hingga outlet-outlet lain dengan menyediakan plastik cuma-cuma untuk para pembelinya.. saat saya berbelanja, barang belanjaan pun dipisah-pisah antara misalnya shampo dan makanan ringan atau bahan makanan lain atau yang Anda tulis pada artikel ini.. walaupun masih sangat memungkinkan untuk dimuat didalam 1 plastik saja,, hemm,,
untuk itu, seperti kutip diatas, untuk kedepan semoga dinegara kita dapat menerapkan negara contoh seperti yang Anda informasikan, agar penggunaan plastik dapat diminimalisir,,
Go Green,, '\('o')/'

aryani said...

Thanks for ur comment ... :)

Anonymous said...

terimakasih untuk artikelnya, sangat membantu dan menyadarkan. semoga banyak orang yang berkunjung ke halaman ini.